Google search engine
BerandaBerita lainnyaHari Lahir Pancasila, Ono Surono Dorong Kader PDI Perjuangan Tanggap Bencana

Hari Lahir Pancasila, Ono Surono Dorong Kader PDI Perjuangan Tanggap Bencana

Jabartren.id – Bandung — Suasana khidmat menyelimuti halaman Sekretariat DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Minggu (1/6/2025), saat ratusan kader mengikuti upacara memperingati Hari Lahir Pancasila. Bertindak sebagai inspektur upacara, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono, mengajak seluruh kader untuk tidak hanya berhenti pada seremoni, melainkan bergerak nyata di tengah masyarakat.

Dalam sambutannya, Ono menekankan pentingnya kehadiran partai di saat rakyat menghadapi bencana. Ia menyoroti sejumlah musibah yang terjadi dalam lima tahun terakhir di Jawa Barat—mulai dari longsor di Bekasi, Bogor, hingga Sukabumi. Teranyar, tragedi longsor di lokasi galian C, Gunung Kuda, Cirebon, yang merenggut belasan nyawa.

“Tentunya PDI Perjuangan harus hadir di tengah-tengah rakyat saat terjadi peristiwa bencana, khususnya Baguna Jawa Barat,” ujarnya tegas.

Ia menginstruksikan agar Baguna (Badan Penanggulangan Bencana) PDI Perjuangan lebih fokus dalam aksi-aksi kemanusiaan. Menurutnya, sinergi dengan DPC di 27 kabupaten/kota sangat penting dalam menghadirkan bantuan nyata bagi masyarakat terdampak.

“Kita fokuskan kegiatannya ke kabupaten-kota. Maka 27 kabupaten-kota kita inventarisasi bulan ini, DPC mana saja yang bisa di-backup oleh DPP dalam melakukan kegiatan bakti sosial,” jelasnya. Program sosial yang dimaksud mencakup layanan kesehatan gratis, donor darah, dan berbagai aksi solidaritas lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Ono juga mengangkat sejarah yang jarang disorot: kedekatan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, dengan Kota Bandung dan tokoh Islam Ahmad Hassan dari Persatuan Islam (Persis). Pertemuan Bung Karno dengan sang ulama menjadi momen penting dalam perjalanan intelektual dan spiritual sang proklamator.

“Beliau bertemu dengan guru Hassan dari Persis yang terus berdiskusi mengenai keislaman sampai beliau dibuang ke Ende, dan surat beliau kepada guru Hassan itu ada dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi,” katanya.

Tak hanya dalam negeri, Ono juga menyinggung pengaruh Bung Karno di panggung dunia. Salah satu kisah paling ikonik adalah saat Bung Karno meminta pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, mencarikan makam Imam Bukhari sebelum menyanggupi kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet tahun 1956.

“Sejarah itu telah dibukukan, malahan lebih spesifik dibuat skrip narasi dalam pertunjukan teater dan sudah dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta yang dihadiri oleh Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri beserta seluruh jajaran DPP dan kader PDI Perjuangan di DKI Jakarta,” tuturnya.

Secara terpisah, Ono menyampaikan refleksinya soal makna Pancasila sebagai ideologi hidup bangsa. Bagi dia, Pancasila bukan sekadar dokumen historis, tetapi harus menjadi energi penggerak yang menjawab berbagai persoalan bangsa.

“Sehingga Pancasila juga harus menjadi ideologi yang bergerak untuk menyelesaikan masalah Bangsa Indonesia. Pancasila lah yang menjadi perekat dan mempersatukan sejak Indonesia belum berdiri, Indonesia merdeka sampai dengan saat ini,” tegasnya.

Menutup rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila, Ono juga menyampaikan sikap bulat kader PDI Perjuangan Jawa Barat: mendukung penuh Megawati Soekarnoputri untuk kembali menahkodai partai lima tahun ke depan.

“Sesuai dengan hasil Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan yang lalu, maka PDI Perjuangan Jawa Barat sepakat untuk memohon kepada kongres partai kembali mengukuhkan Ibu Hj Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2025-2030,” pungkasnya.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments